Pacitan– Kajian Spemduta Muhammadiyah di Pacitan berlangsung Sabtu (2/9/2023). Pengajian ini diikuit guru karyawan SMP Muhammadiyah 2 Taman – Sidoarjo (Spemduta).
Kajian Spemduta ini bersilaturahim ke rumah keluarga guru Spemduta, Emil Mukhtar Efendi di Kelurahan Baleharjo Pacitan.
Ketua PDM Pacitan Suprayitno Ahmad, M.Pd menyampaikan ucapan selamat datang di kota 1001 Goa, Kabupaten Pacitan. Yang terletak di ujung selatan bagian barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah.
“Sugeng rawuh bapak ibu di Pacitan, Kota 1001 goa karena setiap ada goa yang diberi nama, beberapa waktu berikutnya muncul goa baru, dan itu terjadi terus menerus. Ini ditemukan baru Goa yang belum ada ujungnya, dan dilamanya terdapat sungai, di kawasan Punung,” katanya.
Selain itu, lanjutnya, Pacitan juga adalah bumi kelahiran Presiden RI ke-6 pak SBY, Susilo Bambang Yudhoyono. Begitulah Pacitan kota kecil yang kalau didatangi butuh tenaga ekstra karena jalan yang dilalui berkelok-kelok.
“Kalau dilihat, dari Ponorogo ke Pacitan, orang mengatakan setiap 2 atau 10 meter ada belokan. Bisa dibayangkan, tidak ada jalan lurus. Kiri jalan ada sungai dan di sebelah kanan ada tebing. Yang kalau musim hujan, tebing ini sering kali mengalami longsor,” lanjut dia.
Pacitan ini memang agak unik, Ketua PDM Pacitan periode kedua ini mengatakan, sekolah Muhammadiyah di Pacitan ini adalah jumlahnya terbanyak kedua setelah Lamongan.
“Ada 48 TK ABA, 64 MI Muhammadiyah, 3 SMP Muhammadiyah, 16 MTs Muhammadiyah, MA Muhammadiyah 5, SMA Muhammadiyah ada 1. Dan MI-nya yang paling banyak,” katanya.
Perkembangan pendidikan Muhammadiyah di Pacitan ini memang diaras sulit sekali. Ketua PGRI Pacitan ini juga menuturkan bahwa, selama ini teman-teman PDM mengkaji, karena fenomena yang terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang.
“ada sebuah pemikiran bahwa perubahan yang sangat cepat ini merubah pola pikir orang tua wali murid, dan ditanggap oleh rekan rekan di PDM adalah orang tua sekarang menghendaki anaknya lebih aman dan selamat dari pengaruh teknologi yang negatif,” tuturnya.
Sehingga kecenderungannya, lanjut pria yang akrab disapa pak Prayit mengungkapkan, banyak wali murid menyekolahkan anaknya di sekolah berbasis pondok. Atau sering disebut dengan istilah Boarding.
“bisa menerapkan ilmu agama lebih bagus, bisa juga menerapkan kedisplinan yang labih baik,” pesan pak Ketua PDM Pacitan.
Sementara itu, Drs Zainal Arif Fakhrudi, kepala Spemduta menyerahkan buku karya siswa Spemduta untuk menjadi inpsirasi sekolah Muhammadiyah di Pcaitan.